Archive

Archive for January, 2010

Memindahkan cache google chrome ke /tmp

January 26th, 2010 2 comments

Salah satu trik untuk membuat komputer yang menggunakan GNU/Linux menjadi lebih cepat adalah dengan mengurangi jumlah akses baca dari & tulis ke harddisk. Salah satu direktori yang sering dijadikan untuk penyimpanan file sementara oleh berbagai aplikasi adalah direktori /tmp.

Beberapa waktu lalu Tombuntu menerbitkan artikel tentang 4 cara membuat komputer dengan harddisk SSD lebih optimal. Walaupun komputer saya masih menggunakan harddisk biasa, bukan SSD, tetapi salah satu cara pada artikel tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan sistem.

Saya sendiri melakukan cara nomer 1 s/d 3. Cara nomer 2 adalah memindahkan lokasi /tmp dari harddisk ke RAM. Dengan cara ini, akses aplikasi ke /tmp akan menjadi sangat cepat, karena akses baca dan tulis RAM berkali-kali lipat lebih cepat ketimbang akses ke harddisk. Berkurangnya jumlah akses ke harddisk secara umum akan membuat sistem lebih responsif, karena mengurangi waktu tunggu proses dalam membaca dan menulis data temporer.

Optimasi nomer 3 adalah memindahkan lokais cache Firefox ke /tmp. Karena /tmp telah berada di RAM, maka Firefox akan menjadi lebih cepat dan responsif. Tetapi saat ini saya justru sudah jarang menggunakan firefox. Semenjak google chrome versi unstable mendukung add-ons, dan beberapa add-ons bagus tersedia, saya sehari-hari menggunakan google chrome untuk browsing.

Saya sudah berkali-kali mencari lewat google, cara memindahkan lokasi cache google chrome ke /tmp, agar browser ini juga dapat memanfaatkan cepatnya akses ke RAM dan mengurangi I/O ke harddisk. Sayangnya, kebanyakan artikel yang saya temukan adalah dengan memanfaatkan switch --user-data-dir, yang otomatis juga mengandung data-data seperti extension yang tersimpan, bookmark, dll. Solusi ini tidak bisa saya pakai, karena /tmp sendiri berada di RAM, sehingga setiap kali boot isinya akan kembali kosong. Jadi repot kalau tiap kali browsing saya harus install extension lagi.

Akhirnya hari ini saya menemukan cara agar hanya direktori cache-nya saja yang dipindahkan ke /tmp, sementara user-data-dir tetap menggunakan direktori default. Switch ini saya dapatkan dari http://src.chromium.org/svn/trunk/src/chrome/common/chrome_switches.cc . Switch yang dipakai adalah --disk-cache-dir.

Pada komputer saya, saya cukup mengedit file ~/.local/share/applications/google-chrome.desktop, lalu mengubah baris yang diawali dengan Exec sehingga menjadi seperti ini:

Exec=/opt/google/chrome/google-chrome --enable-user-scripts --enable-extension-timeline-api --disk-cache-dir="/tmp/chrome" %U

Sekarang google chrome saya bisa berjalan lebih cepat dan responsif, karena direktori cache sudah dipindakan ke /tmp yang berada di RAM, sehingga tidak membebani harddisk lagi dengan akses baca & tulis yang intensif. Semoga trik ini bermanfaat bagi sesama rekan pengguna google chrome di sistem GNU/Linux, terutama Ubuntu Karmic Koala seperti yang terpasang di komputer saya.

Categories: linux Tags: , , , ,

Pemanfaatan teknologi di Indonesia

January 22nd, 2010 Comments off

Jika kita melihat perkembangan tekonologi, maka dalam 20 tahun ini akan sangat terasa pesatnya perkembangan teknologi. Teknologi yang akan saya sorot di tulisan kali ini adalah teknologi telepon selular. Saya pertama kali tahu tentang teknologi telepon selular saat masih duduk di bangku SMU, dari artikel di rublik Teknologi di koran Republika. Rublik ini terbit setiap hari kamis, lalu pindah ke hari selasa. Di rublik inilah saya mengenal berbagai teknologi baru, terutama komputer, telepon selular, sampai kemunculan bahasa pemrograman Java.

Teknologi selular yang awalnya masih analog (seingat saya istilahnya adalah NMT) sekarang sudah menjadi teknologi digital (GSM dan CDMA). Perangkat telepon selular yang sebelumnya besar dan butuh antena luar, sekarang telah menjadi semakin kecil dan dengan antena terintegrasi ke badan telepon sehingga telepon selular bisa terlihat bagus dan elegan. Teknologi analog yang bisa dengan mudah disadap, sekarang dengan teknologi digital telah terenkripsi, walaupun beberapa waktu lalu enkripsi GSM telah bisa ditembus.

Perkembangan teknologi juga mengubah cara orang berkomunikasi. Jika dulu telepon hanya digunakan untuk berbicara, sekarang juga digunakan untuk komunikasi non-suara, seperti pesan teks (sms), maupun untuk koneksi internet. Dari teknologi dial-up yang ada di jaringan telepon kabel, GPRS di GSM, hingga sekarang teknologi 3G (menjelang 3G hingga lewat 3G) telah pernah saya coba gunakan.

Ada hal yang cukup disayangkan terjadi di negara Indonesia ini. Jika di luar negeri, orang berlomba-lomba memanfaatkan teknologi untuk membuat layanan-layanan inovatif baru yang membawa banyak mafaat (twitter dan facebook adalah contoh nyata), maka di Indonesia orang masih berkutat untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya dengan menjual sampah. Berbagai layanan sms premium berkembang pesat bagai virus yang tumbuh di tubuh inangnya.

Bahkan tanpa sms premium sekalipun, tarif sms di Indonesia termasuk yang paling mahal saat ini. Untuk 160 karakter, layanan selular umumnya mematok tarif Rp 350. Apalagi ketika dibandrol dengan kata premium, harganya menjadi Rp 1000 – Rp 2000 per sms. Bahkan sekarang modusnya diubah, mendaftarnya gratis tapi menerima sms-nya bayar. Melengkapi skema ini, layanan yang dijual sebagian besarnya adalah sampah, hal yang tidak penting seperti klenik, biro jodoh, ghibah, humor yang bisa didapat gratis di internet, hingga game ‘gratis’. Saya menulis ‘gratis’ seperti ini karena layanan ini sepenuhnya adalah penipuan yang mentarget masyarakat yang sebagian besar masih kurang informasi. Mereka berkelit dengan mencantumkan tulisan yang dibuat dengan ukuran huruf yang sangat kecil, hampir tidak bisa dibaca. Mendaftarnya memang gratis, tapi setiap menerima sms sampah mereka, pulsa akan terpotong Rp 1000 – Rp 2000, tegantung seberapa serakah pemilik layanannya.

Iklan layanan sms premium menghiasi layar kaca hampir tiap hari, padahal semua orang sudah tahu berapa mahalnya tarif penayangan iklan di televisi yang dihitung per detik penayangan. Sungguh sayang sekali, teknologi telepon selular dimanfaatkan hanya sebatas mencari keuntungan dengan cara penipuan seperti ini. Mereka tidak lebih baik dari para pembobol ATM yang kasusnya marak belakangan ini. Bedanya hanya di jumlah nominal yang dibobol. Jika pembobol ATM mengambil sekaligus dalam jumlah besar, maka mereka mengambil Rp 1000 – Rp 2000 setiap saat, sehingga tak banyak yang tahu dan sadar bahwa dirinya sedang dirampok.

Apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan teman terdekat, jangan sampai tergoda dan dirampok pulsanya melalui layanan sms premium. Lakukan edukasi untuk selalu cermat membaca semua persyaratan sebuah layanan, jangan sampai luput membaca pengingatan yang sengaja ditulis dengan huruf yang ukurannya dikecilkan dan ditaruh paling pojok, hampir tidak terlihat.

Bagi para penyedia layanan, sebaiknya Anda berpikir dan membuat layanan yang bermanfaat, bukan hanya sekedar menjual sampah, lalu menjualnya secara jujur. Jika memang ada biaya yang mesti dibayar konsumen, tuliskan dengan benar. Jangan jual layanan mahal dengan menyebutnya gratis, karena sama saja Anda telah melakukan penipuan. Harta yang didapat dengan cara tidak halal hanya akan membawa kesengsaraan dalam hidup dan menjadi beban di akhirat kelak.

Categories: teknologi Tags: , ,

Adaptor untuk Acer

January 21st, 2010 3 comments

Melanjutkan cerita dari posting sebelumnya, saat saya berada di BEC sambil menunggu antrian di Indosat, saya sempatkan untuk mencari tahu harga adaptor Acer dan harga perbaikan adaptor yang rusak.

Ada 3 toko di BEC yang melayani perbaikan adaptor laptop yang rusak sekaligus menjual adaptor baru original dan compatible. Semua toko terdapat di lantai 2 BEC. Di toko pertama yang saya singgahi, biaya perbaikan Rp 160rb, waktu perbaikan 2 hari, dan harga adaptor baru sekitar Rp 450rb. Di toko kedua dan ketiga, harga perbaikan Rp 150rb, dan harga adaptor baru sekitar Rp 350rb. Di toko kedua persediaan adaptor baru sedang kosong, sehingga hanya bisa memperbaiki.

Mengetahui harga perbaikan dan harga adaptor baru, saya urung untuk memperbaiki adaptor Acer milik saya. Dengan harga Rp 152rb (ditambah ongkos kirim Rp 8rb), saya bisa mendapatkan adaptor original Acer dari tokobaterai.com. Sungguh mahal harga adaptor baru di BEC dan harga perbaikan adaptor rusak. Tak heran, toko kedua dan ketiga terkesan sepi pengunjung.

Saya akhirnya membeli adaptor dari tokobaterai.com, dan hari senin siang, kiriman adaptor telah saya terima dengan baik di rumah. Dengan adaptor baru ini, saya akhirnya bisa menghidupkan kembali laptop Acer, lalu diinstall ulang dengan Karmic Koala. Teruma kasih tokobaterai.com yang telah menjual adaptor original Acer dengan harga yang sangat bersaing.

Categories: Misc Tags: , ,

Kipas Thinkpad, Telkomsel, dan Indosat

January 16th, 2010 Comments off

Hari Kamis yang lalu kipas Thinkpad R61 milik saya mengeluarkan bunyi yang sangat keras, seperti ada benda asing yang menghambat kerjanya. Khawatir akan keselamatan processor, saya langsung mematikan laptop, dan membawanya ke service center IBM keesokan harinya.

Jumat pagi saya menelepon service center IBM terlebih dahulu, ingin menanyakan jam kerja dan perkiraan harga service. Diluar dugaan, ternyata laptop ini masih dilindungi oleh garansi resmi IBM. Laptop ini saya beli dalam keadaan bekas dari seorang penjual di forum kaskus. Walaupun bekas, garansi resmi dari IBM ternyata masih berlaku.

Siang harinya saya membawa Thinkpad ini ke service center IBM di lantai 6 gedung Wisma Lippo (sekarang sudah berganti nama menjadi Wisma CIMB-Niaga) yang berlokasi di persimpangan Jl. Gatot Subroto, Jl. Asia Afrika, dan Jl. Karapitan. Setelah ditest dihidupkan, walaupun sudah tidak terdengar bunyi keras seperti malam sebelumnya, menurut teknisi IBM getaran yang terasa memang sudah tidak bagus, dan akan diganti.

Garansi resmi mencakup semua komponen, kecuali baterai yang hanya memiliki garansi 1 tahun. Kebetulan kondisi adaptor juga sudah parah, ujungnya terpaksa ditekuk dan diselotip karena sepertinya kabel di dalamnya putus, dan ada retakan di badan adaptornya. Adaptor pun termasuk dalam tanggungan garansi, sehingga saya akan mendapat ganti yang baru. Sayangnya mesti dilakukan pemesanan dahulu, sehingga saya dipersilahkan membawa lagi laptop saya pulang. Mereka akan menghubungi saya setelah spare part tersedia. Walaupun begitu, saya lega karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk kipas laptop dan membeli adaptor baru yang sudah diancang-ancang jika ada kelebihan rezeki. Terima kasih bagi pemilik pertama laptop ini, yang telah melindunginya dengan garansi internasional selama 3 tahun.

Dari gedung Lippo, saya lanjutkan perjalanan ke Gallery Telkomsel di Gedung Wisma Pos Jl. Banda. Saya hendak menghentikan layanan Flash Unlimited di kartu Halo saya. Sayangnya, karena Flash Unlimited ini merupakan versi Corporate, saya harus menunggu selama setahun sebelum bisa menghentikannya. 1 tahun layanan ini sebenarnya nanti tanggal 5 Februari, tetapi CS Telkomsel yang melayani saya menolak untuk menerima permintaan tersebut sekarang, karena ini termasuk ‘pending’. Jika form aplikasi tersebut hilang, maka dia yang mesti bertanggung jawab. Ya apa boleh buat, nanti tanggal 4 atau 5 Februari terpaksa saya kembali ke sana.

Selesai urusan dengan Telkomsel, saya melanjutkan perjalanan ke BEC, menuju Gallery Indosat untuk menghentikan layanan Indosat 3.5G unlimited. Sekarang saya sudah puas dengan layanan dari Smart sehingga memiliki koneksi yang tidak akan digunakan akan menjadi pemborosan dan beban bulanan, sehingga lebih baik saya hentikan saja. Kartunya juga tidak bisa digunakan untuk telepon dan sms, sehingga saya tidak punya kepentingan lagi dengan nomer Matrix tersebut.

Satu hal yang menarik perhatian saya, adalah sikap yang ditunjukkan oleh CS Telkomsel dan Indosat. CS Telkomsel menyambut konsumen dengan sapaan ramah dan senyuman. Mereka berusaha memberi penjelasan dengan nada suara yang ramah, memohon izin ketika hendak meninggalkan konsumen sementara waktu, dan keramahan lainnya. Pelayanan seperti ini saya peroleh juga dari CS BCA. Tetapi di Gallery Indosat, sikap CS-nya sungguh jauh berbeda. Tak ada senyuman, sapaan ramah, dan penjelasan untuk konsumen. Mereka seperti robot, menghadapi konsumen dengan wajah yang kaku (bisa dibilang jutek), sedikit bicara. Saya tidak tahu apakah ini akibat kesalahan penerimaan karyawan Indosat, kurangnya pelatihan cara menghadapi konsumen bagi CS, ataukah suasana kerja di Indosat yang membuat pegawai-pegawainya merasa tertekan, sehingga tidak bisa lagi untuk sekedar tersenyum ramah dan memberi sapaan hangat kepada konsumen.

Gallery Indosat di BEC juga mengalami perubahan besar sejak saya terakhir kesana. Dulu ruangannya cukup luas, dan sikap CS nya cukup ramah. Saya mengurus hilangnya nomer Mentari saya bersama dengan HP, dan dalam waktu singkat saya bisa memperoleh SIM card pengganti dengan nomer yang sama dengan nomer yang hilang. Sekarang ruangan Gallery Indosat tinggal 1/2-nya. Ruangan yang terkesan sempit itu bisa jadi memicu stress bagi karyawan yang sehari-hari harus datang dan bekerja di sana. Saya saja sebagai pengunjung merasa tidak betah berlama-lama di ruangan sempit seperti itu. Desain ruangan saat ini juga membuat ruang tunggu bagi konsumen menjadi semakin sempit, sehingga sangat mengurangi kenyamanan selama menunggu antrian.

Categories: perjalanan Tags: , , ,