Pemanfaatan teknologi di Indonesia
Jika kita melihat perkembangan tekonologi, maka dalam 20 tahun ini akan sangat terasa pesatnya perkembangan teknologi. Teknologi yang akan saya sorot di tulisan kali ini adalah teknologi telepon selular. Saya pertama kali tahu tentang teknologi telepon selular saat masih duduk di bangku SMU, dari artikel di rublik Teknologi di koran Republika. Rublik ini terbit setiap hari kamis, lalu pindah ke hari selasa. Di rublik inilah saya mengenal berbagai teknologi baru, terutama komputer, telepon selular, sampai kemunculan bahasa pemrograman Java.
Teknologi selular yang awalnya masih analog (seingat saya istilahnya adalah NMT) sekarang sudah menjadi teknologi digital (GSM dan CDMA). Perangkat telepon selular yang sebelumnya besar dan butuh antena luar, sekarang telah menjadi semakin kecil dan dengan antena terintegrasi ke badan telepon sehingga telepon selular bisa terlihat bagus dan elegan. Teknologi analog yang bisa dengan mudah disadap, sekarang dengan teknologi digital telah terenkripsi, walaupun beberapa waktu lalu enkripsi GSM telah bisa ditembus.
Perkembangan teknologi juga mengubah cara orang berkomunikasi. Jika dulu telepon hanya digunakan untuk berbicara, sekarang juga digunakan untuk komunikasi non-suara, seperti pesan teks (sms), maupun untuk koneksi internet. Dari teknologi dial-up yang ada di jaringan telepon kabel, GPRS di GSM, hingga sekarang teknologi 3G (menjelang 3G hingga lewat 3G) telah pernah saya coba gunakan.
Ada hal yang cukup disayangkan terjadi di negara Indonesia ini. Jika di luar negeri, orang berlomba-lomba memanfaatkan teknologi untuk membuat layanan-layanan inovatif baru yang membawa banyak mafaat (twitter dan facebook adalah contoh nyata), maka di Indonesia orang masih berkutat untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya dengan menjual sampah. Berbagai layanan sms premium berkembang pesat bagai virus yang tumbuh di tubuh inangnya.
Bahkan tanpa sms premium sekalipun, tarif sms di Indonesia termasuk yang paling mahal saat ini. Untuk 160 karakter, layanan selular umumnya mematok tarif Rp 350. Apalagi ketika dibandrol dengan kata premium, harganya menjadi Rp 1000 – Rp 2000 per sms. Bahkan sekarang modusnya diubah, mendaftarnya gratis tapi menerima sms-nya bayar. Melengkapi skema ini, layanan yang dijual sebagian besarnya adalah sampah, hal yang tidak penting seperti klenik, biro jodoh, ghibah, humor yang bisa didapat gratis di internet, hingga game ‘gratis’. Saya menulis ‘gratis’ seperti ini karena layanan ini sepenuhnya adalah penipuan yang mentarget masyarakat yang sebagian besar masih kurang informasi. Mereka berkelit dengan mencantumkan tulisan yang dibuat dengan ukuran huruf yang sangat kecil, hampir tidak bisa dibaca. Mendaftarnya memang gratis, tapi setiap menerima sms sampah mereka, pulsa akan terpotong Rp 1000 – Rp 2000, tegantung seberapa serakah pemilik layanannya.
Iklan layanan sms premium menghiasi layar kaca hampir tiap hari, padahal semua orang sudah tahu berapa mahalnya tarif penayangan iklan di televisi yang dihitung per detik penayangan. Sungguh sayang sekali, teknologi telepon selular dimanfaatkan hanya sebatas mencari keuntungan dengan cara penipuan seperti ini. Mereka tidak lebih baik dari para pembobol ATM yang kasusnya marak belakangan ini. Bedanya hanya di jumlah nominal yang dibobol. Jika pembobol ATM mengambil sekaligus dalam jumlah besar, maka mereka mengambil Rp 1000 – Rp 2000 setiap saat, sehingga tak banyak yang tahu dan sadar bahwa dirinya sedang dirampok.
Apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan teman terdekat, jangan sampai tergoda dan dirampok pulsanya melalui layanan sms premium. Lakukan edukasi untuk selalu cermat membaca semua persyaratan sebuah layanan, jangan sampai luput membaca pengingatan yang sengaja ditulis dengan huruf yang ukurannya dikecilkan dan ditaruh paling pojok, hampir tidak terlihat.
Bagi para penyedia layanan, sebaiknya Anda berpikir dan membuat layanan yang bermanfaat, bukan hanya sekedar menjual sampah, lalu menjualnya secara jujur. Jika memang ada biaya yang mesti dibayar konsumen, tuliskan dengan benar. Jangan jual layanan mahal dengan menyebutnya gratis, karena sama saja Anda telah melakukan penipuan. Harta yang didapat dengan cara tidak halal hanya akan membawa kesengsaraan dalam hidup dan menjadi beban di akhirat kelak.